Kamis, 07 Oktober 2010

Kok Bisa SBY Keduluan Hillary?

Banjir Wasior
Kok Bisa SBY Keduluan Hillary?
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
Jumat, 8 Oktober 2010 | 11:52 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Persoalan politik luar negeri dengan Belanda tampaknya lebih menguras perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan jajarannya. Pembatalan lawatan ke Belanda yang bersamaan dengan bencana banjir bandang di Papua mendapatkan respons yang lebih besar.
Hingga Jumat (8/7/2010) ini, belum ada pernyataan Presiden mengenai bencana yang sudah menelan hampir 100 korban tewas. Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton sudah lebih dulu menyatakan keprihatinannya atas bencana tersebut.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Chairun Nisa, menyayangkan kurangnya perhatian pemerintah. "Masak bisa keduluan Hillary? Pemerintah seharusnya lebih dulu memberikan pernyataan dan menyampaikan apa saja kebijakan yang diambil untuk penanggulangan dan penanganan bencana itu. Bagaimanapun, ini bencana besar," ujar Chairun Nisa, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/10/2010).
Lambatnya respons politik pemerintah dinilai sebagai kurangnya perhatian atas apa yang terjadi pada rakyat. "Kalau sampai keduluan orang lain, kok sepertinya tidak sensitif terhadap rakyat yang kena musibah," katanya.
Meskipun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah turun ke lokasi, menurut Chairun Nisa, tidak cukup tanpa adanya pernyataan resmi pemerintah atas bencana itu. Para menteri juga diminta turun langsung untuk memastikan penanganan berjalan semestinya.
"Saya pikir harus segera ditangani korbannya banyak sekali. Walaupun sebenarnya, semua bencana ini alam, yang mungkin saja karena kesalahan manusia. Tidak cukup hanya BNPB, harus integratif dari kementerian lain. Menteri Kesehatan, Menteri Sosial, harus segera turun ke sana," kata anggota Fraksi Partai Golkar ini.
Seperti diberitakan, banjir bandang melanda Wasior, Papua Barat. Aktivitas kota itu lumpuh. Hingga pagi ini, jumlah korban tewas sudah mencapai 97 orang. Diyakini korban tewas akan terus bertambah mengingat timbunan lumpur di kota itu mencapai dua hingga tiga meter.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Rodham Clinton menyampaikan keprihatinan terhadap banjir di Papua Barat, Rabu (6/10/2010) di Washington. "Atas nama rakyat Amerika Serikat, kami menyampaikan simpati mendalam terhadap kerusakan dan jatuhnya korban jiwa akibat banjir dan longsor di Indonesia bagian timur, terutama di Provinsi Papua Barat," kata Hillary.
Dalam rapat kabinet, Kamis (7/10/2010), Presiden juga tidak menyinggung soal bencana alam ini. Saat itu kepala negara banyak mengulas soal anggaran belanja negara dan menyampaikan bantahan terkait anggaran negara untuk baju Presiden.

Kejadian ini dapat memberikan tanggapan negatif rakyat indonesia terhadap pemerintah dan juga image pemerintahan indonesia dimata dunia. mengapa pihak negara lain lebih dulu memberikan pernyataan keprihatinan atas bencana tersebut. bahkan presiden juga tidak menyinggung sedikitpun ketika  rapat kabinet pada hari kamis 907/10/2010. seharuznya pemerintah lebih mengutamakan rakyar daripada masalah lainnya dan segera memberikan bantuan secepatnya.

Jumat, 01 Oktober 2010

Manusia Buru Babi, Manusia Diburu Harimau

NET
Sang Raja Hutan Kelaparan
PEKANBARU, TRIBUN - Tragedi simbiosis un-mutualism. Warga Tanjung Leban, Bengkalis Riau, Sugianto (35) tak cukup tewas diterkam harimau, tetapi daging jadi santapan sang raja hutan.

Harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) ini bak memberi pesan, tak hanya ganas tetapi rasa laparnya memerlukan makanan pengganti. Menurut Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau, Trisunu Danis Woro, tragedi itu terjadi akibat krisis mangsa harimau.

Babi hutan dan rusa langka ditemukan di hutan Riau. “Manusia juga berburu babi. Inilah yang membuat harimau beralih memangsa manusia, karena makanannya sangat sulit didapat,” tutur Kepala BKSDA Riau, Trisunu Danis Woro di pekanbaru, Riau, Kamis 23 September 2010.

Selain faktor makanan, kerusakan hutan telah mempersempit ruang gerak harimau sehingga pertemuan dengan manusia berujung pertikaian, bahkan maut.

“Semua ini akibat ulah manusia yang merusak hutan. Prinsipnya harimau tidak akan mengganggu manusia, jika mereka tidak terancam,” jelas Danis.

Sugianto tewas diterkam harimau saat memanen sawit di kebun. Sebagian besar organ tubuh petani sawit ini tak tersisa, dimakan harimau.

                                                                                                             Tak Mungkin Sekamar
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan pun prihatin. “Harimau itu tak bisa disalahkan. Jadi yang salah itu manusia, karena mengganggu habitat harimau,” tegas Menhut Zulkifli.

Selama habitat dan makanan terusik, harimau tak akan tenang dan akan berkonflik dengan manusia. Menhut Zulkifli pun mengajak warga menjaga keaneragaman satwa langka itu.

“Karena harimau tidak mungkin hidup sekamar dengan manusia, begitu juga gajah yang tidak bisa hidup setempat dengan manusia,” tutur Menhut Zulkifli.

Ketika meninjau Taman Nasional Teso Nilo (TNTN) seluas 83 ribu hektare yang menjadi habitat gajah dan harimau, Zulkifli geleng-geleng kepala.

“Dari udara kami lihat di bagain Teso Nilo ada pembukaan lahan oleh warga dengan cara dibakar. Padahal, itu kan rumah harimau dan gajah. Jika satwa itu tahu akan marah,” tegas Menhut Zulkifli.


Kejadian-kejadian seperti ini sering terjadi diberbagai daerah. hal ini disebabkan oleh ulah manusia sendiri, seperti menebang hutan sembarangan, pembakaran hutan, untuk membuka lahan. ini menyebabkan lama kelamaan daerah tempat bagi para hewan semakin kehilangan tempat tinggalnya. Harimau yang tidak bisa menangkap mangsanya akhirnya ke pemukiman penduduk yang menyebabkan maut. jadi, kita sebagai manusia harus bisa menjaga kelestarian flora dan fauna dihutan yang secara tidak langsung menjaga bumi kita.